Isnin, 16 April 2012

Pemimpin Bukan Lahir Di Kelas

Iklan/Brosur SIDDIQ kali ke 25 by Hakimi Zanal Artwork


Alhamdulillah, syukur kepada Allah SWT, kerana mengizinkan kembali Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Ar-Risalah, Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry membuat program Dwi-Tahunan, SIDDIQ [Studi Intensif Dasar Dakwah Insan Qurani] kali ke 25. 

Sudah kali ke 25 program ini di lakukan sejak tahun 1997 lagi. LDK Ar-Risalah di tubuh pada 1997 oleh sekumpulan pemuda dan pemudi yang rasa cintanya untuk membangun Islam begitu tinggi. Ianya bukan saja pemuda/i dari Indonesia, malah pada waktu itu, mahasiswa/i Malaysia juga bergabung tenaga untuk menubuhkannya. Pada pertama kali di tubuhkan, salah seorang mahasiswa Malaysia dari fakulti Ushuluddin menjadi Bendahari Agung pertama persatuan ini. Sesuatu yang boleh di banggakan oleh mahasiswa/i Malaysia di Aceh sekarang ini. 

Saya masuk ke LDK Ar-Risalah atau Persatuan Mahasiswa Islam di Institusi Pengajian disini pada Ogos 2008. Ketika itu saya masih di matrikulasi bersama dengan sembilan lagi rakan saya dari Ma'ahad Tahfiz al-Quran wal-Qiraat Addin, Malim Nawar, Perak. Pada waktu itu juga, Persatuan Mahasiswa Malaysia masih lagi belum diaktifkan. Jadi tiada siapa yang menguruskan hal ehwal mahasiswa Malaysia di sini.

Pada waktu itu, saya satu-satunya mahasiswa Malaysia yang masuk ke LDK. Saya mendaftarkan diri melalui SMS. Dan saya tidak tahu orang yang saya SMS itu adalah Presiden Persatuan tersebut, Saudara Asrul Hadi. Banyak hal yang saya pertanyakan dan paling sulit adalah, saya berbicara dalam bahasa Malaysia. Agar sukar untuk saya memperjelaskan soalan-soalan yang saya tanyakan kepada beliau. 

Saya mendaftarkan diri secara sah di bawah pokok asam jawa di sebelah perpustakaan Instituti Pengajian saya. Saya mendaftarkan diri (dengan muka tak malu) di depan muslimah-muslimah persatuan tersebut. Banyak soalan yang di tanyakan memandangkan saya mahasiswa Malaysia yang pertama mendaftarkan diri setelah bertahun lamanya setelah Tsunami. 

Akhirnya saya mengikuti training mereka yang di namakan SIDDIQ, kali ke 18 dan ianya Special Edition!, (Sampai sekarang, tiada lagi versi istimewa setelah SIDDIQ ke 18). Di sana saya mengetahui tentang ke-LDK-an secara lebih jelas dan terperinci di samping ilmu-ilmu dakwah yang lain. Antaranya Dakwah Fardhiyyah, Fiqh Aulawiyyat, Ukhuwwah Islamiyyah dan Fiqh Dakwah. 

Malamnya pula kami di isi dengan pengisian rohani dan kepemudaan. Saya lihat begitu ramai sekali pemuda-pemuda yang cintakan Islam. Semangatnya menggelora. Jelas ternyata di raut wajah mereka. Dan merekalah sahabat-sahabat baru saya di sini.



Kebesokan harinya, saya bersama sahabat-sahabat baru saya ke Eumpe Awee, Di Blang Bintang, dekat dengan lapangan terbang Sultan Iskandar Muda (Bandara SIM), menjalani latihan fizikal dan menguji kemantapan dan ketajaman minda. Lari ke sana sini, panjat bukit bersama teman-teman. Sangat-sangat menyeronokkan. Di samping menambah wawasan keislaman, dapat juga melihat keindahan alam. 

Dan inilah saya sekarang, lahir di dalam kelompok yang cintakan Islam. Bersama teman-teman di dalam satu bulatan kelompok, terkadang bulat, terkadang bujur, terkadang empat segi (mengikut bentuk meja!) untuk mengisi kekosongan di hati. Sesungguhnya sangat-sangat tenang apabila di dalam satu majlis ilmu. 

Dan kebanyakkan pimpinan-pimpinan di IAIN adalah hasil didikan di dalam LDK Ar-Risalah. Mereka bertebaran di seluruh pelusuk Aceh. Mereka menjadi jantung hati masyarakat Aceh di tempat mereka. Mereka adalah orang-orang yang berjaya. Mereka membuka syarikat di mana mereka pergi. Mereka keluar dengan 1001 harapan dan impian. Semuanya hasil didikan Islam yang di serapkan di dalam diri mereka.

Sesungguhnya, pemimpin itu tidak lahir di dalam ruang kuliah!

Abdullah Hakimi
Blang Kreung, Aceh Besar

Tiada ulasan: