"Arrggghhhh~~~!!!"
Keras,
Bunyi suara itu
Tercungap-cungap bunyi nafas mengerang kesakitan...
Sakit yang tidak dapat di ungkapkan,
Sukar untukku mengerti,
"Ummi, ummi marah ya? Ummi marah saya ye?"
"Arrrgggghhhh~~~~~~!!!"
Kali ini lebih keras...
Aku merasa takut mendengar ummi menjerit sebegitu,
Aku takut,
Aku pun meraung,
Sekuat tenagaku mahu ku keluar dari alam gelap ini,
Terdengar bunyi manusia lain berbicara,
Ummi menjerit lagi tatkala aku bergerak...
Kerana takut, aku pun sekuat tenaga meraung!
Uwaaaaaaa!!!!!!
Pedih sekali rasanya,
Aku terpana,
Aku melihat manusia sekeliling ku menyambutku,
Aku tidak kenal...
Aku menggigil takut..
Aku memanggil ummi...
"Uwaaaaaaaa~~~!!!"
Aku diangkat...
Walaupun mataku pedih,
Sempat Aku melihat ummi terlantar lelah,
Ummi... cantiknya ibuku...
"Ummi... Aku mahukan dirimu...."
Ummi terbaring kaku,
Lesu tidak punya tenaga,
Ummi... Ummi... Aku mahu dirimu...
Akhirnya aku sendiri terlena,
Aku kembali di alam kegelapan,
Aku tidak mengerti...
Aku merasakan aku di angkat,
Lalu aku membuka sedikit mataku,
Aku mendengar kalimah indah yang merdu,
Aku melihat seorang susuk tubuh manusia gergasi,
"Allaaahu Akbar... Allaaaahhu Akbar!"
Aku tahu, itu Abi...
Abi kah itu???
Aku mahu tahu...
Tapi Aku tidak mampu untuk bergerak...
Tahun silih berganti,
Kini aku menginjak dewasa...
Ummi, aku sekarang merasa jauh darimu,
Mengapa aku begitu jauh darimu,
Ummi,
Aku merasakan aku masih kecil,
Masih mahu bersamamu,
Terasa sebentar hidup denganmu,
Ummi,
Apakah mampu untukku membalas jasamu,
Menjaga makan minumku,
Dari kecil hingga dewasa,
Ummi,
Apakah pantas untukku berjauhan dari dirimu,
Aku melihatmu membanting tulang empat kerat untuk membesarkan anakmu ini,
Terlalu besarnya pengorbananmu.
Ummi,
Sewaktu ku kecil,
Aku melihat raut wajahmu,
Cantik dan lembut,
manis di pandang,
tapi ummi,
Sekarang aku melihat garis-garis kedut di wajahmu,
Semakin hari semakin banyak,
Ummi, apakah tandanya itu?
Ummi...
Ummi,
Hari berganti hari,
Kini aku sudah menikah,
Juga mempunyai keluarga,
Ummi,
Aku terkenangkan masa lalu,
Dulu dirimu sendiri,
Tapi setelah itu dirimu melahirkan diriku,
Tapi,
Setelah beberapa tahun,
Dirimu sendiri lagi...
Apakah tandanya ummi...
Ummi...
Di saat ini,
Aku sendiri,
Memikirkan tentang dirimu ummi,
Mustahil aku akan mencari seorang pengganti,
seorang ibu seperti ummi..
Ummi...
Aku tidak rela meninggalkan dirimu sendiri,
jangan ummi sakit,
Biarlah aku yang menjadi ganti,
Aku sanggup menghadapinya,
tapi bukan untuk dirimu...
Akhirnya kini,
Aku sendiri....
Ummi,
Kau pernah melahirkan aku,
kau pernah membelai aku,
Kau pernah bermain-main denganku,
Bergurau senda denganmu,
Tapi kini,
Hilanglah segala belaianmu,
Hilanglah rasa kasih sayangmu,
Ummi,
Aku sudah dewasa,
tapi Aku masih merasakan aku,
masih seusia dengan cucu-cucuku..
Ummi...
Ummi...
Ummi...
Teringat kenakalanku,
Menguji kesabaranmu,
Tapi kau beri juga kasih sayangmu...
Di dunia,
Tiada siapa boleh menandingimu,
belaianmu kepadaku,
Seperti rasanya sedetik nikmatnya di Syurga...
Ummi...
Ummi...
Ummi......
Selamat Hari Ibu, Ummiku sayang
Ummi Ainiah Binti Noh
dari Anakmu
Abdullah Hakimi Bin Zanal Abidin al-Hafiz
Ditulis di ruang kuliah 0,
Fakulti Ushuluddin
Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry,
Peurada-Banda Aceh
~Saya amat menyayangi ummi saya, anda bagaimana?~
Tiada ulasan:
Catat Ulasan