Sekarang jam sudah menunjukan 4.57 waktu Indonesia Barat. Saya masih lagi membaca dan mendengar. Multi Tasking-lah katakan. Di meja saya, mata saya menumpukan bacaan buku yang baru saya beli, "Saksikanlah Bahwa Aku Seorang Muslim", sebuah karya dari Ustaz Salim A. Fillah. Dalam masa yang sama, mendengar 'kuliah' Bicara Selebriti, yang ahli panelnya adalah Kapten Hafiz Firdaus, Puan Syarifah Khasif Fadzilah, dan Oki Setiana Dewi beserta celoteh dari Amin Idris.
Subhanallah! Banyak perkara yang saya dapatkan, baik dari pembacaan saya, dan pendengaran saya. bak kata Amin Idris: "Nothing is imposible, just do it. Makin banyak alasan yang kita buat, makin tak kemana kita." Mahu buat seperti saya, haruslah ada skill-nya. Bersusah-susah dulu, barulah bersenang-senang kemudian.
Sedang saya membaca, sedang saya mendengar, saya tiba-tiba menangkap sesuatu yang menarik untuk di dengar dan diberi perhatian. Pada ketika itu, sesi Oki Setiana Dewi menjawab soalan dari Amin Idris, lalu Oki menceritakan jalan hidupnya sehingga sekarang.
Antaranya beliau menceritakan:
"Saya mendapat panggilan dari production house, mereka menawarkan saya berperan sebagai heroin di dalam sebuah drama. Ganjaran yang ditawarkan sangat-sangat lumayan.
Namun saya mengatakan, bahawa saya sudah bertudung. Jadi saya merasakan watak itu tidak sesuai untuk saya mengambil peran itu.
Mereka mengatakan: "Kamu ini belum terkenal saja sudah sombong sekali, begitu banyak orang mahu peran itu, kamu menolaknya. Kamu lupa perjuangan kamu untuk menjadi artis? Dengan tudung, kamu tidak boleh menjadi apa-apa."
Akhirnya saya berlari menuju Mushalla, dan mengatakan kepada Allah:
"Ya Allah, aku percaya pada rezeki tidak pernah tertukar ya Allah! Aku tidak perlu bergantung pada makhlukmu Ya Allah! Aku tahu ketika aku menuju ke arah-Mu, engkau pasti berlari menuju ke arahku. Maka tunjukkanlah ya Allah dan bantulah hamba-Mu ini yang sedang tertatih-tatih menuju ke arah-Mu."
Beliau berkata sebegitu sewaktu umurnya 16 tahun, beliau menolak tawaran berlakon kerana di minta menanggalkan tudungnya.
Rezeki Milik Allah
Dengan kisah beliau ceritakan ini yang sedang antum ketika ini membacanya, adakah kita telah berusaha mencari sesuap rezeki yang di redhai-Nya? Tidak melalui kesusahan, dan hanya mengharapkan sesuatu yang bergolek? Lalu mengatakan kami tidak punya apa-apa.
Lupakah kalian dengan Allah swt?
Sahabat-sahabatku sekalian, dia inilah di tarbiyyah dengan mengikuti usrah, mencari kekuatan di dalam kesusahan, memegang kuat prinsip Islam, tidak akan menjual agamanya demi sesuatu yang duniawi.
Rezeki Allah swt sangat luas, kitalah yang harus bijak mencarinya.
Sesuatu yang membuatkan saya lebih tertarik adalah, kepercayaan Oki Setiana Dewi kepada Allah swt. Terasa dekat Allah swt berada di dalam diri-Nya. Kebergantungan, pengharapannya kepada Allah swt melebihi pengharapan kepada makhluk. Melihat dari keadaan manusia sekarang yang lebih mengharapkan makhluk berbanding Allah swt!
Sesuatu yang membuatkan saya lebih tertarik adalah, kepercayaan Oki Setiana Dewi kepada Allah swt. Terasa dekat Allah swt berada di dalam diri-Nya. Kebergantungan, pengharapannya kepada Allah swt melebihi pengharapan kepada makhluk. Melihat dari keadaan manusia sekarang yang lebih mengharapkan makhluk berbanding Allah swt!
Na'uzubillahi Min dzalik! Moga kita di jauhkan dari sebarang hal yang meminta-minta selain dari Allah swt.
Gagal Itu Erti Sejarah
Keimanan yang teguh itulah yang melahirkan keikhlasan yang benar dalam mengharapkan keredhaan-Nya. Keikhlasan yang benar itulah yang meyakinkan beliau bahawa Allah swt-lah yang layak meminta pertolongan, seterusnya menghasilkan satu keazaman yang terpahat di hati, lalu dengan gerak kerja yang berterusan, beliau mendapatkan apa yang beliau mahu, dengan izin Allah swt.
Segala apa yang kita impikan, tidak akan pernah datang bergolek melainkan dengan kegagalan, kesakitan, penderitaan, yang kita mengambil ibrah dari kegagalan tersebut.
Segala apa yang kita impikan, tidak akan pernah datang bergolek melainkan dengan kegagalan, kesakitan, penderitaan, yang kita mengambil ibrah dari kegagalan tersebut.
Saya termenung seketika, membuka kembali lembaran sejarah hidup saya. Saya adalah Si penjual coklat di gedung sosial pada tahun 2009, Si penjual buku dan majalah pada tahun 2011 dan sekarang, si penjual madu. (2012-2013). Membina kerjaya bukan mudah. Saya akui saya bebeapa kali gagal. Namun saya yakin, walaupun saya gagal berkali-kali, saya pasti akan mendapatkannya, kerana saya sudah pun ada pengalaman gagal.
Kita tidak selama-lamanya menjadi seorang yang gagal
Jika kita sentiasa berusaha
dan memperbaiki mana yang perlu di perbaiki.
..::If you want be successful, you must've a dream::..
P/S: Saya aktivis dakwah kampus di IAIN Ar-Raniry, Oki juga aktivis dakwah kampus, tapi di Universitas Indonesia. Gelenyar sikit. ;)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan