Rabu, 27 April 2011

Dimensi Itu

Awan kelabu datang kembali,
Membawa 1001 makna yang hakiki,
Fenomena mendung awan berarak kembali,
Dimensi itu kembali  lagi....


Sekali lagi ku terhenti di pertengahan jalan,
Musafir jauh di tengah dimensi kehidupan,
Angin badai kembali merentasi laluan,
Berhenti seketika mencari perlindungan.

Aku masih tercari cari makna kehidupan,
Di saat orang lain masih lagi di awangan,
Mencuba mencari sebuah makna yang tersirat,
Agar tidak mudah tersesat.

Aku berlari-lari mencari perlindungan,
Lari-lari dan terus berlari,
Hakikatnya aku berada di persimpangan jalan,
Tidak tahu jalan apa yang ku redahi.

Aku seorang pemusafir kehidupan,
Hanya dibekali dengan beberapa keperluan,
Hanya kerana aku berjalan,
Dugaan semakin menjadi tekanan.

Berlari dan terus berlari,
Melihat sebuah realiti,
Aku masih tercari-cari,
Sebuah kehidupan yang hakiki.

Hakikatnya awan kelabu,
Sungguh tidak ku tahu,
Ada rahmat dari-Mu,
Setiap ujian yang datang,
Bagaikan angin yang kencang,
Memusnahkan dan menerbangkan apa yang menghalang,
Akhirnya kau berikan rahmat-Mu,
Untuk menghidupkan kembali,
Jiwa yang dilanda sepi.

Dimensi itu terbuka kembali,
Membawa sinaran hakiki,
Apa yang perlu ku hadapi,
Pasti ada hikmah tersembunyi.

Hakikatnya itu...
Dimensi itu terbuka kembali...


Matahari kembali menyinari,
Awan kelabu pergi menyirna,
Tubuhku kembali segar,
Harapan kembali menyinar,
Dugaan kehidupan pasti kembali lagi,
Kali ini, perlu persiapan diri.... 


Melangkah kaki setelah berehat seketika,
Ada hikmahnya jika ujian melanda...
P/S: Sediakan Payung Sebelum Hujan..:)

2 ulasan:

Atin Jieha berkata...

Si mujahid hijau~ terus melakar tanpa rasa sesal..
ye,dulu kerap kita bicarakan soal 'awan mendung'~
namun cukup saya tinggalkan satu link ini..utk penterjemahan apa yang ingin anda maksudkan..
terus melayari kehidupan ini tanpa henti ..
http://wardahadnin.blogspot.com/2010/05/mentari-itu-menyinari.html
terus jangan jemu memberi dan menerima!~

Nor' Adilah ( نور عاديله بنت زينال عابدين ) berkata...

menarik... =)